Senin, 09 Maret 2009

Guru.......

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Guru...? Di kehidupan masyarakat masih dilihat dengan sebelah mata. Masih dianggap suatu profesi yang dianggap masih rendah. Hal ini saya alami sendiri secara tidak sengaja pada beberapa kali di suatu peristiwa.

Saya sendiri seorang guru, meskipun ini bukan suatu cita-cita saya. Dulu pernah sayadiarahkan oleh seorang Guru kami masa di SMA untuk memasuki sekolah keguruan. Tapi waktu itu saya menolak, karena merasa tidak sanggup untuk menjadi seorang guru. Pada saat itu saya beranggapan bahwa tugas guru itu sangat berat, yang tidak dapat saya lakukan. Sayapun tidak merintis untuk menjadi seorang guru, meskipun dari kecil saya senang mengajarkan sesuatu pada teman-teman yang aku bisa. Keinginan yang ada dalam diri saya dulu adalah bekerja dalam bidang sosial yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Tapi pekerjaan dibidang apa aku nggak tahu dan aku tidak pernah menanyakan kepada kakak-kakaku, yang juga ada beberapa orang menjadi guru.

Awal mulanya saya jadi guru, suatu hari saya dimintai tolong oleh salah satu teman guru dari kakak saya untuk mengajarkan salah satu mata pelajaran yang kebetulan gurunya belum ada. Pada waktu itu saya katakan, "apakah saya bisa Pak " beliau mengatakan "Insya Alloh bisa" dan akhirnya aku lakukan, hingga saat ini masih aku jalani. Dan ternyata aku bisa mengendalikan sifat galakku pada murid-muridku. Untuk mengajar ? Wallohua'lam hanya Alloh Subhanahu Wata'ala yang tahu.

Kenapa saya mengatakan bahwa guru dianggap sebagai profesi yang rendah dimata masyarakat, karena hal itu pernah aku alamisendiri secara tidak sengaja. Pada saat itu kebetulan kami sedang duduk dalam suatu acara, ada beberapa kelompok ibu-ibu yang sedang membicarakan seseorang yang berprofesi sebagai guru, saya hanya bisa berucap lahaulawallakuata illa billah dan ightifar dalam hati. Hal itu tidak hanya sekali atau dua kali tapi sering kali.

Yang tidak bisa menahan emosiku, pada saat saya sedang berobat gigi, mendengar percakapan dokter gigi dengan perawatnya yang membicarakan profesi guru dengan cekikikan dan sangat merendahkannya. Disaat itu saya yang sedang dalam proses pengobatan mendengarkan sampai proses pengobatan selesai, kemudian saya tanyakan pada sang dokter " apakah dia menjadi dokter tidak melalui proses sekolah ? dan apakah mulai dari TK / SD sampai dengan menjadi dokter tidak ada keterlibatan guru ?" beliau malah balik bertanya " Ibu seorang Guru ? Saya jawab " Ya saya seorang Guru " dan beliau minta maaf.

Saya mengakui soal materi kami memang kalah, tapi kami hanya bisa berharap untuk tidak merendahkan profesi kami, dapat dengan mata hati hati yang suci. Dimata Alloh, Insya Alloh profesi kami tinggi.
Saya bersyukur dan berterimakasih sekali pada Alloh yang senantiasa menambah rizki kami, mengabulkan niat baik kami. Juga saya sangat berterimakasih sekali pada suami juga kedua buah hatiku serta Andri Nawawi yang selalu memberikan dorongan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif.

Saya berharap semoga saudaraku sesama guru dapat senantiasa memberikan citra yang senantiasa baik di masyarakat. Amin yaRobbal'alamin.




2 Comments:

  • BismiLLah...

    Amin Yaa Robb... Andri ngerti banget perasaan Bunda, karena andri juga mempunyai status yang sama, sebagai seorang pendidik, sebagai seorang pengajar, dan sebagai seorang guru.

    andri sendiri malah justru ga mau meninggalkan status / profesi yang satu ini bunda, menjadi seorang pengajar dan seorang pendidik adalah sebuah tugas & profesi yang sangat mulia.

    Mungkin beberapa orang yang memandang guru dari segi pendapatan itu orang yang cetek pemikirannya... Rizki dari Sang Kholiq ini bukan mereka yang ngatur, percuma gaji besar tapi ga paham bagaimana caranya bersyukur.

    Dan kedepannya insyaAlloh Guru bukan hanya sekedar pekerjaan, tapi sebuah profesi yang harus dijalani dengan profesionalisme.

    Semoga Alloh memberi pencerahan kepada orang-orang itu dan mendalamkan pemikirannya dalam memandang sesuatu, amin.

    By Anonymous andri nawawi, at 2 April 2009 pukul 09.57  

  • waduhh...
    saya tak memungkiri kenyataan kalau saya pernah berselisih keras dengan beberapa guru saya dulu, namun perselisihan itu sebatas pendapat, bukan karena status, dll.

    yang jelas, sampai saat ini saya kerap kontak dan silaturahmi dengan guru-guru sekolah saya dulu dari jaman SD, bahkan dapat dikatakan sekarang lebih menjadi ke arah teman baik.

    By Anonymous Pakacil, at 26 April 2009 pukul 16.51  

Posting Komentar



<< Home


Tinggalkan Pesan